LUBUK BASUNG, LIGA335 — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, segera mengambil tindakan cepat dengan meluncurkan investigasi epidemiologi menyusul laporan 11 korban bencana hidrometeorologi yang mengalami gejala keracunan. Para korban tersebut saat ini berada di pos pengungsian setelah rumah mereka rusak akibat banjir bandang dan tanah longsor.
Kasus keracunan massal ini menimbulkan kekhawatiran baru di tengah upaya pemulihan pasca-bencana, menyoroti risiko kesehatan lingkungan dan sanitasi yang buruk di lokasi pengungsian.
I. Kronologi dan Kondisi Korban
Laporan keracunan diterima oleh tim kesehatan yang bertugas di lokasi pengungsian [Masjid Raya Bansa].
Jumlah Korban: Total 11 orang, yang didominasi oleh anak-anak dan lansia, menunjukkan gejala keracunan, meliputi mual, muntah, diare akut, dan pusing hebat.
Asal Usul Makanan: Dugaan awal mengarah pada konsumsi makanan yang disalurkan sebagai bantuan logistik atau makanan yang dimasak dalam kondisi sanitasi yang kurang memadai di dapur umum pengungsian.
Penanganan Medis: Seluruh korban segera dievakuasi ke fasilitas kesehatan terdekat, Puskesmas atau RSUD Lubuk Basung, untuk mendapatkan penanganan medis intensif. Kondisi mereka dilaporkan sudah stabil dan berada dalam pengawasan ketat.
II. Langkah Investigasi Dinkes
Dinkes Agam membentuk tim cepat tanggap untuk mengidentifikasi sumber pasti keracunan guna mencegah kasus serupa terulang.
-
Pengambilan Sampel: Tim Dinkes telah mengambil sampel sisa makanan yang dikonsumsi, air bersih, dan sampel tinja dari pasien untuk diuji laboratorium di Padang. Hasil uji ini diharapkan dapat memastikan jenis bakteri atau toksin penyebab keracunan.
-
Inspeksi Sanitasi: Inspeksi menyeluruh dilakukan di dapur umum dan area sanitasi di seluruh lokasi pengungsian untuk memastikan standar kebersihan pangan dan air minum telah terpenuhi.
“Kami bergerak cepat untuk mengidentifikasi sumber kontaminasi. Kami menekankan pentingnya menjaga kebersihan tangan, kebersihan bahan baku makanan, dan memastikan air yang digunakan sudah dimasak dengan benar, terutama di tengah kondisi pengungsian yang rentan,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Agam, Dr. Rina Agustina.
III. Peningkatan Kewaspadaan Pasca-Bencana
Kasus ini menjadi peringatan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan bencana. Kondisi pasca-bencana sering kali disertai dengan peningkatan risiko penyakit menular berbasis air (waterborne diseases) seperti diare, tifus, dan Hepatitis A, yang dipicu oleh sanitasi lingkungan yang rusak dan keterbatasan air bersih.
Dinkes Agam mengimbau relawan dan pengelola posko untuk memperketat pengawasan higienitas makanan dan minuman bantuan.