
Seoul, 17 Oktober 2025 (cvtogel login)— Dunia sastra Korea Selatan berduka atas berpulangnya penulis Baek Se-hee, yang dikenal luas melalui karyanya I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki. Penulis yang banyak berbicara soal kesehatan mental ini meninggal dunia pada usia 35 tahun.
Menurut laporan media Korea, Baek Se-hee sempat dinyatakan mati otak sebelum akhirnya meninggal dunia. Dalam keputusan yang mulia, pihak keluarga menyetujui donasi organ miliknya — termasuk jantung, paru-paru, hati, dan kedua ginjal — yang berhasil menyelamatkan lima orang penerima.
Penyebab pasti kematian belum diumumkan secara resmi oleh pihak keluarga maupun rumah sakit. Namun, kabar duka ini telah memicu gelombang simpati dari pembaca dan penulis di berbagai belahan dunia, yang mengenangnya sebagai suara yang jujur dan lembut dalam mengangkat isu depresi dan kesehatan mental.
Baek Se-hee lahir pada tahun 1990 dan pernah bekerja selama lima tahun di industri penerbitan sebelum debut sebagai penulis. Namanya melambung berkat memoar I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki (judul Korea: 죽고 싶지만 떡볶이는 먹고 싶어), buku yang berisi percakapannya dengan terapis mengenai perjuangannya menghadapi dysthymia — bentuk depresi kronis yang ia alami selama bertahun-tahun.
Karya tersebut tidak hanya menjadi bestseller di Korea Selatan, tetapi juga diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan menjadi simbol keberanian dalam membicarakan kesehatan mental secara terbuka. Baek dianggap membuka jalan bagi generasi muda Korea untuk lebih jujur mengenai perasaan mereka dan mencari bantuan profesional.
Buku keduanya, yang berisi refleksi lebih dalam tentang kehidupan, ekspektasi sosial, dan perjalanan pemulihan, juga mendapatkan sambutan positif.
Para pembaca dan penggemar di media sosial kini membanjiri linimasa dengan kutipan favorit dari karya Baek, di antaranya:
“Aku tidak ingin mati, aku hanya ingin rasa sakit ini berhenti.”
Kepergian Baek Se-hee meninggalkan duka mendalam, tetapi warisan tulisannya akan terus menjadi pengingat bahwa keberanian untuk mengungkapkan luka batin adalah langkah pertama menuju penyembuhan.