JAKARTA, NU ONLINE (cvtogel login) — Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar, menegaskan kembali peran krusial pesantren sebagai mitra strategis negara dalam upaya membangun peradaban dan moralitas bangsa Indonesia. Pesantren dinilai bukan hanya lembaga pendidikan, melainkan juga benteng pertahanan nilai-nilai luhur dan nasionalisme.
Pernyataan tersebut disampaikan Rais Aam dalam pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU di Jakarta, Kamis (13/11/2025).
Pesantren Sebagai Pilar Peradaban Bangsa
KH Miftachul Akhyar menyoroti kontribusi historis dan kontemporer pesantren yang melampaui batas-batas pengajaran agama:
- Pendidikan Karakter: Pesantren adalah lembaga yang secara konsisten mengajarkan pendidikan karakter yang kuat, mengajarkan kemandirian, kesederhanaan, dan pengabdian (khidmah), yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan peradaban modern yang beretika.
- Penjaga Nasionalisme: Sejak masa perjuangan kemerdekaan, pesantren telah terbukti menjadi pusat inkubasi nasionalisme dan benteng pertahanan terhadap ideologi-ideologi ekstrem yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
- Mitra Setara Negara: Rais Aam menekankan bahwa sudah saatnya pesantren dipandang sebagai mitra setara oleh negara, di mana kurikulum, kontribusi, dan lulusannya diakui secara penuh dalam sistem pendidikan nasional.
“Pesantren adalah laboratorium moralitas dan spiritualitas bangsa. Ketika negara ingin membangun peradaban yang bermartabat, maka pesantren adalah pondasi utamanya. Kerjasama ini harus diperkuat, bukan hanya sebagai pelengkap, tapi sebagai pilar utama,” tegas KH Miftachul Akhyar.
Dorongan Inovasi dan Adaptasi di Era Digital
Meskipun memegang teguh tradisi, Rais Aam PBNU juga mendorong pesantren untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan tuntutan zaman:
- Integrasi Teknologi: Pesantren diharapkan tidak anti-teknologi, melainkan mengintegrasikannya dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kualitas santri.
- Kemandirian Ekonomi: RMI PBNU didorong untuk memperkuat kemandirian ekonomi pesantren melalui unit usaha berbasis santri, sehingga alumni tidak hanya unggul dalam ilmu agama tetapi juga siap bersaing di dunia kerja.
- Literasi Digital dan Media: Pentingnya pesantren mengajarkan literasi digital kepada santri agar mampu memfilter informasi dan menjadi agen penyebar narasi damai (Islam Wasathiyah) di ruang digital.
Pesan Rais Aam ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan masyarakat luas bahwa dukungan terhadap ekosistem pesantren adalah investasi jangka panjang untuk masa depan peradaban Indonesia yang maju dan berakhlak mulia.